skip to main |
skip to sidebar
Diposting oleh
Mulyanawir
di
03.28
.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
SAAT ini, warga Gaza sangat terancam bahaya. Israel melancarkan agresi militer melalui operasi yang disebut Operation Pillar of Defence”. Israel mengklaim target serangannya adalah para pemimpin Palestina di Jalur Gaza, tetapi korbannya rakyat secara acak.
Angkatan Udara Israel secara membabi buta menghujankan bom di
berbagai lokasi di Jalur Gaza; Menghancurkan rumah-rumah warga, melukai
dan membunuhi penghuninya.
Israel juga mengerahkan Angkatan Darat-nya di perbatasan Gaza, untuk
memulai serangan darat yang masif melalui operasi militer yang disebut
operasi “Operation Pillar of Defence”.
Israel juga
menyerang warga Gaza melalui roket dan senapan yang ditembakkan secara
acak dari kapal patroli militer di pantai Gaza.
Agresi militer Israel sejak Rabu, (11/14/2012), telah menimbulkan
kehancuran yang serius di bidang pertanian, perumahan, dan
sasaran-sasaran sipil serta pemerintahan.
Hingga saat ini, Rabu, (21/11/2012), jumlah korban mencapai 116 orang
tewas, termasuk 24 anak, 15 wanita, dan korban terluka mencapai lebih
900 warga Gaza diantaranya 180 anak dan 109 perempuan.
Bangunan-bangunan yang dihancurkan Israel antara lain: rumah warga,
sekolah, objek-objek sipil, gedung perkantoran pemerintah, bank, dan
bahkan kantor media. Juga menara-menara komunikasi dan lahanpertanian
yang luas.
Pemerintah terpaksa meliburkan sekolah-sekolah, dan semua layanan
publik terpaksa ditutup untuk sementara termasuk layanan vital.
Aktivitas perekonomian pun nyaris lumpuh. Kementerian Kesehatan
Palestina menyeru warg untuk mendonasikan darah sebanyak-banyaknya
karena banyaknya korban terluka yang membutuhkan donor darah.
Agresi militer ini sebenarnya sudah disampaikan rencananya oleh
Perdana Menteri Israel, sehubungan dengan pemilihan umum di negara itu.
PM Israel kepada para Duta Besar negara-negara Eropa di Tel Aviv
menyatakan bahwa pihaknya akan melancarkan serangan besar-besaran ke
Jalur Gaza.
Mengapa rakyat Palestina harus jadi tumbal bagi pemilihan umum di
Israel? Ya, selama ini darah Bangsa Palestina di Gaza selalu jadi
‘’jembatan’’ untuk memenangkan pemilihan penguasa Israel.
Rakyat Palestina sudah langganan jadi korban politik brutal Israel,
dan dunia tetap diam saja, menyaksikan anak-anak, orangt tua, dan
perempuan dibunuhi di Palestina.
Apa salah bayi Ahmad Mashharawi sehingga harus dibunuh?
Apa dosa bocah bernama Maria Arafat sehingga ia tak boleh berumur lebih tujuh tahun?
Apa salah warga Gaza sehingga harus jadi gelandangan karena hunian mereka dihancurkan?
Maafkan, sungguh kami saat ini merasa sendirian, terpojok dan
kehilangan, dan kami terasing serta terpisah dari dunia. Tak seorangpun
mendengar kami dan menjawab pertanyaan kami mengapa kami harus selalu
begini.
Mengapa?
0 komentar:
Posting Komentar